pendidikan anak
Selasa, 07 Juli 2015
Minggu, 26 April 2015
pendidikan berkarater Ala Rasullulah saw
sebaik-baik maniiusia adalah yang tinggi akahlaknyakarena disukai Allah dan rasulnya disenangi manusia seluruhnya, akhlak mulia itu diibaratkan bunga.
Di zaman ini banyak orang tua salah dalam mendidik anaknya karena
ketidak tahuannya mereka maka dari itu saya akan mencoba memaparkan cara mendidik
yang baik ala Rasulullah saw yaitu ada tiga Fasependidikan ala Rasullah saw;
Pertama
; Fase dari umur 0 sampai 7, dalam fase ini
hendaklah anak di perlakukan seperti raja oleh orang tuannya
Contohnya, apa
yang di minta anak diberikan
Kedua
; Fase dari umur 7 sampai 14 tahun, dalam fase ini hendaklah anak di perlakukan
secara ketat atau disiplin.
Contohnya,
jika anak tidak melaksanakan shalat, orang tua mengingatkan terlebih dahulu
kemudian jika setelah diingatkan tidak kunjung ada perubahan maka orang tuan
menhukum anaknya dengan cara yang mendidik.
Ketiga
; Fase umur 14 ke atas, dalam fase ini anak diperlakukan seperti sahabat yaitu
sistemnya diskusi antara orang tua dengan anaknya.
Contohnya, jika anak minta dibelikan HP maka orang tua mendiskusikannya
kenapa dia minta HP.
Yang harus diterapkan dalam mendidik anak;
1.
Dengan contoh
2.
Dengan pembiasaan
3.
Dengan nasihat
4.
Dengan kasih sayang
5.
Dengan hukuman yang mendidik
Minggu, 12 April 2015
Minggu, 05 April 2015
pendidik adalah orang tua kedua
pendidikan
adalah sarana untuk mengembangkan potensi,kreativitas dan keunikan peserta
pendidik.seorang pendidik harus menjalin ikatan batin yang kuat dengan peserta
didiknya . sungguh ini sangat penting bagi seorang guru bisa
berperan menjadi orang tua kedua bagi peserta didik agar mereka nyaman dan
menyenangkan belajar disekolah. Sebagai orangtua yang kedua bagi anak didik
ketika berada di sekolah,
seorang guru harus senantiasa membangun kesadarannya untuk bisa
memberikan yang terbaik kepada anak didiknya. Memberikan yang terbaik kepada
anak didik bagi seorang guru sudah tentu dalam hal pendidikan. Dalam hal ini,
satu tugas pokok yang terpenting adalah seorang guru bisa mendidik anak
didiknya dengan sebuah semangat sebagaimana mendidik anaknya sendiri. Bila kita
ingin menjadi guru yang berhasil dan dicintai oleh anak didik, sudah tentu sama
sekali tidak dibenarkan jika berpendapat, “Yang penting saya telah mengajar dan
mendidiknya dengan baik. Persoalan dia bisa atau tidak dalam menangkap materi
yang saya berikan, atau besok akan jadi apa, itu sudah bukan urusan saya.”
Pendapat yang seperti ini biasanya terlontar dari seorang guru yang tidak bisa
menjadi orangtua kedua yang baik bagi anak didiknya. Guru yang demikian tidak
bisa memberikan yang terbaik buat anak didiknya.
Tugas seorang guru memang mendampingi anak didiknya. Akan tetapi,
satu hal yang perlu penulis tegaskan di sini adalah, “mendampingi dengan senang
hati.” Sudah tentu, mendampingi dengan senang hati akan berbeda dengan sekadar
mendampingi. Anak didik adalah makhluk Tuhan yang mempunyai jiwa, sama dengan
kita, tentu akan bisa merasakan apabila ada orang lain—dalam hal ini yang
dimaksud adalah guru—yang mendampingi dengan senang hati atau sekadar
mendampingi. Di samping akan tampak dalam gestur seseorang juga akan terasa
dalam memberikan kenyamanan atau tidak. Maka, seorang guru yang disenangi oleh
anak didiknya adalah yang mendampingi mereka dengan senang hati.
Dengan demikian pendidk harus memiliki sifat penyayang, sabar, pengertian ,harmonis, mengetahui hobi dan apa
yang tidak disukai pesta didik dan lain-lain. Akan tetapi yang paling penting
adalah pendidik menggunakan humor baik di saat proses mengajar maupun berinteraksi
diuar kelas. Pendidik yang memiliki jiwa humor akan lebih disukai oleh pesrta
didik Karena humor dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosenan dalam belajar.kemudian
Hubungan pendidik dan peserta didik akan berlangsung dengan baik apabila ada
saling jujur dan keterbukasan antara peserta didik dan pendidik.
Langganan:
Postingan (Atom)